Selasa, April 19, 2011

Manusia itu makhuk sosial



Menyedihkan memang ketika kita sedang terpuruk, dan tidak ada satu orang pun yang bisa kita ajak berbagi..

tetapi akan lebih menyedihkan ketika kita bahagia, dan kita tidak tahu harus membagi kebahagiaan itu dengan siapa..


~salah satu acara reality show di TV nasional~

Selasa, April 05, 2011

tentang mimpi..

Mimpi..
ibarat mantra yang harus selalu diucapkan pesulap ketika tampil,
maka mimpi adalah pengharapan yang kita lafalkan atas segala keinginan kita.

Kenapa kita harus takut bermimpi?
Setinggi apapun mimpi kita, setidak masuk akal apapun keinginan kita,
Mimpi tidak menuntut sepeserpun atasnya.

Jangan pernah berhenti mimpi..
setiap ada adalah karena asa.
maka bermimpilah untuk mewujudkannya.. :)

Senin, April 04, 2011

banyak jalan menuju Roma kalii

X : Poligami itu jalan menuju surga lagi, kenapa sih wanita itu pada gamau di poligami?

Gw : menurut lo??

the election


Akhir2 ini pada sempet merhatiin gak sih, komentar2 blunder dari yang terhormat bapak ketua dewan nan elit di Senayan MarJuki?

gw rekap ulang yah :

1. Terkait gempa mentawai :
Mentawai itu kan pulau. Jauh itu. Pulau kesapu dengan tsunami, ombak besar, konsekuensi kita tinggal di pulaulah,” (Kompas.com, 27/10). “Kalau tinggal di pulau itu sudah tahu berisiko, pindah sajalah. Namanya kita negara di jalur gempa dan tsunami luar biasa. Kalau tinggal di pulau seperti itu, peringatan satu hari juga tidak bisa apa-apa.

2. Soal rencana pembangunan kolam renang di gedung DPR yang baru :
“Berdasarkan pendapat konsultan, kolam renang tetap akan dibangun untuk penampungan air mencegah kebakaran,

3. Terkait TKW yang mendapat penyiksaan dari majikannya :

"Ada yang tidak bisa membedakan cairan setrika. Akhirnya menggosok baju seenaknya. Makanya majikannya marah. Wajar saja itu setrika menempel di tubuh pembantu,"

"Saya setuju hentikan TKW PRT untuk sementara waktu. PRT sebaiknya tidak kita kirim karena memalukan. Sebaiknya dihentikan. Ini pendapat pribadi,"

4. Mengenai tetap dibangunnya gedung DPR sekalipun diprotes sana sini :
“Kalau ditanya, ini jelas saya sampaikan, ya, kalau ditanya, masyarakat tanya ‘perlu gedung baru atau tidak?’ Seratus persen jawabnya tidak. Karena tidak dijelasin. Kalau sistem surveinya perlu gedung baru atau tidak, semua jawab tidak, karena gedung sudah ada,”

“Tapi kalau dijawab bagaimana kita ingin memperbaiki DPR dari posisi sekarang menjadi posisi ke depan itu, inginnya bagaimana, kita jelaskan keperluan-keperluannya, baru ada gedung di situ, baru orang bilang, ‘oh, perlu gedung’,”

“Ini cuma orang-orang yang elite yang paham yang bisa membahas ini, rakyat biasa nggak bisa dibawa. Kalau rakyat biasa dibawa memikirkan bagamana perbaikian sistem, bagaimana perbaikan organisasi, bagaimana perbaikan infrastruktur, rakyat biasa pusing pikirannya,”

“Rakyat biasa dari hari ke hari yang penting perutnya berisi, udah jalan, makan, kerja, ada rumah, ada pendidikan, selesai rakyat. Jangan diajak ngurusin yang begini. Urusan begini orang-orang pinter-pinter ajak bicara, ajak kampus-kampus bicara, kita diskusikan. Saya siap, kok, untuk didiskusikan,”

Dan entah berapa banyak lagi pernyataan 'elite' orang tersebut diatas yang belum sampai terekam di media, atau mungkin saking buruknya tidak dimuat di media.
Beberapa orang mungkin dengan bangganya bilang : Kaya gini ini nih, orang2 Senayan, untung waktu itu gw gak milih. Atau ahh, sampahlah, males gw milih lagi nanti.

Menurut gw sikap itu sepenuhnya salah. Justru dengan antipati semacam itulah yang bikin orang2 Senayan jadi semena-mena dan dijajah pemikiran-pemikiran semacam diatas. Kenapa? karena kita gak mau menggunakan hak pilih kita untuk memilih yang baik.. Karena kita gak mau berpartisipasi untuk mengusahakan agar2 orang-orang bermulut sampah itu gak kepilih, karena kita masa bodoh,tidak mau dipersalahkan atas pemilihan yang terjadi, tapi paling pandai mempersalahkan orang2 yang memilih..
Menurut gw, seburuk-buruknya calon yang ada, setidaknya kita udah mau usaha untuk membantu menyeleksi siapakah calon terbaik diantara yg ada. Disini poinnya. Mungkin memang bisa saja semua calon berpotensi busuk semua, tapi kan kita punya kesempatan menyeleksi kan, bukan masa bodoh? Kalau pada waktu pemilihan aja masa bodoh, kenapa ketika sekarang gencar mengkritik? Resiko kita karena kita tidak memanfaatkan hak pilih kita dulu. Dan walaupun ketika pada akhirnya pilihan kita itu masih saja busuk, bisa dibilang itu bukan sepenuhnya kesalahan kita dalam memilih. Bukankah pilihan kita masih saja yang paling baik diantara semua calon yang ada? Kita sudah berusaha untuk memilih yang terbaik, ketika akhirnya memang masih saja tidak baik, berarti kesalahan ada di pilihan calon yang ada.
Sekarang gini deh, kalau kita gak milih, bukannya malah kemungkinan besar yang paling busuklah yang bisa maju? Karena gak semua memanfaatkan haknya buat memilih yang baik. Dan akhirnya kebusukan yang menang.

Jadi gw tegaskan. Mari kita menggunakan hak pilih kita dengan baik dan benar. Mari kita manfaatkan semaksimal mungkin, jangan pernah menyianyiakan, karena satu hak pilih itu, bisa mempengaruhi keseluruhan hasil akhir.
Jangan sampai,di pemilihan selanjutnya, kita masih menemukan Juki2 yang lain.
Demikian :)


dan oh satu lagi :
untuk komen terhadap bapak Juki sepertinya gw skip aja. Cukup prihatin aja kenapa orang kaya gt dulu bisa dapet ijazah. Lalu kenapa contohnya cukup si Juki aja? karena dia pemimpin. Kalo pemimpinnya aja begitu, sudahlah jangan berharap anak buahnya kaya gmn..

Minggu, April 03, 2011

Venus

"Woman is a yes or no question.
with or answer."



~nay~

Over Expectation

Pernah gak sih, kita merasa dekeeeeeeeeeeeeeeett banget sama seseorang yang baru saja kita kenal di dunia maya, yang lalu ketika tiba2 kita dipertemukan..
*praaang.... #tolongabaikanefekgapentingini
tiba2 kita merasa gak kenal sama sekali dengan orang ini.
Entah jadi garing, entah jadi ngerasa beda banget sama bayangan kita, atau bahkan kita merasa kok bisa2nya sih kita ada disini sekarang?

Hmm, sebelumnya gw pernah membahas bahwasanya kebanyakan dari kita memang terlalu sibuk sama dunia maya kita, dan bahkan mungkin merasa lebih nyaman berada dilingkungan tersebut. Katakanlah kita generasi digital, tapi mungkin lebih tepat kita generasi kikuk. Ada bahkan yg dengan terang2an bilang, kita generasi sosial yg anti sosial. Karena apa yang kita lihat di dunia maya, terkadang memang cuma maya, realitasnya mungkin sedikit berbeda atau justru hanya merupakan pencitraan yang sama mayanya. Jleb gak sih?

Pada dasarnya gw gak terlalu setuju dengan anggapan bahwa kita sepenuhnya berubah menjadi orang yang anti sosial ketika sudah terlanjur larut dengan dunia digital. Untuk beberapa hal dimana orang2 yang ada di dunia maya gw adalah orang-orang yang juga secara real bersinggungan di kehidupan nyata gw, gw justru merasa malah dunia maya ini bikin lebih dekat. Twitter misalnya. Saking produktifnya (baca : saking eksisnya) ngetweet, gw malah jadi makin dekat dg beberapa orang yg tadinya mungkin agak canggung. Dan, bisa jadi kita jadi punya topik yang bisa diangkat dari dunia maya ke dunia nyata.

Tetapi ketika, orang2 yang ada didunia maya kita adalah orang-orang yang memang tadinya asing, tidak kita kenal sama sekali, dan tiba2 saja saling sapa, kenal karena gabung di salah satu milis atau thread yang sehobi, lalu kemudian menjadi akrab dan saling berhubungan membentuk suatu komunitas trus akhirnya dipertemukan di dunia nyata, kita akan lebih sering merasa bahwa bukan orang ini ah yang kita ajak ngobrol selama ini. Iya gak sih?
Karena di dunia maya, orang cenderung membentuk sendiri karakter dari orang yang sebelumnya tidak dia kenal. Bahkan kl gw kadang ngebayangin orangnya seperti apa, mukanya, gaya berpakaiannnya, cara bersikapnya, dan ketika bertemu..errr, kok gini ya?

Heuu,over expectation.
over expectation inilah yang menurut gw seharusnya kita kurangi ketika kita berniat untuk menjadikan kehidupan maya kita sesuatu yang nyata. Bukankah itu bukan salah temen di dunia maya kita kalo sampe kita mengharapkan sesuatu yang ternyata tidak ada di diri teman maya kita ketika ditemui di dunia nyata? Kan memang kita sendiri yang berharap lebih, kita sendiri yang membentuk karakter orang tsb. Jadi..
Jangan pernah mengharapkan sesuatu yang memang tidak pernah pasti adanya akan sama dengan yg kita harapkan. Dapet gak?
yah semacem, jangan ngarepin iklan seluler itu bener2 gratis sekalipun dibilang gratis *ups.

Kata temen niko gw sih gini :
"berteman itu sepaket. gak cuma menerima dalam keadaan baiknya aja, tapi juga keadaan buruknya.."

Oh dan semoga posting kali ini nyambung maksud dari atas sampai ke bawahnya. sekian.

*frustasidipojokan

Balada bajaj


"Ketabrak bajaj itu..
sakit sih nggak, tetanus iya."



~Karin, my office mate, that quote it from her friend too *grins :D :D ~