beberapa waktu ini lagi marak banget ya masalah GT.
itu tuh oknum fiskus yang akhir2 ini lagi jadi omongan banget.
Kalo sampe gak tau kebangetan, gak hits bgt jadi orang:p
Singkatnya sih dia adalah orang yang dituduh melakukan penggelapan pajak, markus alias makelar kasus pajak dan entah apalagi yang dituduhkan sm dia gw jg gak terlalu ngikutin.
Intinya adalah, dia fiskus. Pegawai pajak tepatnya.
Gw maklum sih, amat maklum.
ketika orang udah dipublish bersalah lewat media.
Setiap orang, entah itu tau atau gak, paham benar atau hanya samar-samar, akan menjadi orang yang merasa paling berhak komentar.
Entah cm komentar biasa, atau malah komentar sok tahu yang bikin semuanya jadi salah kaprah.
Semejak munculnya kasus ini ke permukaan, banyak banget komentar2 miring tentang pajak. Kebetulan gw juga pegawai pajak. Setidaknya gw tau tentang sistem kerja di tempat gw yang benar sesuai SOP gimana. jadi ketika orang mulai ngomong ngaco, asal bunyi gw kadang gerah. Yah selain cengar cengir sendiri jg sih.
1. Mereka bilang, ngapain bayar pajak, nanti duitnya ditilep sama pegawai pajaknya.
begini ya, yang namanya orang bayar pajak, itu ke bank.
kantor pajak itu cuma tempat pelaporan atas pajak yang udah dibayar. Jadi kalo bapak2 ibu2 ngerasa udah bayar, di kantor pajak itu tinggal laporin, pajak2 apa yang udah dibayar.
nanti dikasih formulir buat diisi. Udah.
Apa yang mau kami ambil?kertas laporan?formulir?
2. Ada yang bilang lagi, ahh ngapain bayar pajak. Toh jalan tetep banyak yang rusak. Fasilitas umum juga gak memadai.
Ini nih, yang harus dilurusin.
Emang bener uang atas pajak yang dibayarkan itu nantinya memang digunakan untuk membiayai dan membangun fasilitas2 umum.
Tapi yang melakukan pembangunan dan perbaikan-perbaikan itu bukan instansi pajak. Pajak itu bagian ngumpulin duitnya. Kalo masalah pembagian dan pengoptimalannya bisa tanya mungkin ke DPU, atau departemen laen yang berkaitan.
Logislah sedikit.masak iya, petugas pajak itu udah ngumpulin duitnya, masih disuruh ngerancang pembangunannya pula. Departemen laen kerjanya apa dong?
Tapi emang kesalahan ini gak luput karena petugas pajaknya sendiri.
Kami sering bilang, kalo gak bayar pajak siapa yang mau bangun jalan? sekolah? Tanpa menjelaskan bahwa pajak itu cuma media buat pengumpulan APBNnya. untuk pelaksanaan? ya masing2 departemen yang berwenang.
Tentang kasus si GT ini,
ini yang harus dicermati. Barusan gw goggling cm sedikit yang membahas benar2 apa inti dari kasus si GT sampe jadi kayak gini.
Setelah nyari ke beberapa halaman, yang gw dapetin adalah dari 25 M rekening yang dia punya 24, sekian itu adalah uang milik temannya yang memang mempunyai bisnis properti sm dia. Jadi itu gak masuk perhitungan penggelapan.
Sampai sekarang uang yang benar2 dituduhkan sebagai penggelapan gayus itu 'hanya' 395an juta.
Nilai yang memang besar. tapi jelas kecil presentasenya dari yang digembar-gemborkan.
uang senilai 400an juta itu memang uang dari penggelapan pajak.
Oh bentar, memang bukan benar2 penggelapan seperti uang milik WP yang dibayar via bank lalu diambil, nggak kayak gt.
Yang gw tau mungkin gambarannya gini.
Ada WP(wajib pajak2) nakal yang melakukan proses keberatan dan dan banding.
Ketika dia ingin kasusnya dimenangkan, maka dia memberikan sekian rupiah. tanpa memandang kasus keberatan yang diajukan itu memenuhi standar atau nggak.
Jadi sebenarnya itu kesalahan dari WP sendiri. itu menurut penilaian gw ya.
Sekarang, kalo misal emang ngerasa keberatan atau banding itu sesua prosedur dan berada di pihak yang benar, gak usah deh pake suap2an. nanti juga menang kok di pengadilan pajak.
Yang gw simpulkan malah..mungkin, sekali lagi masih mungkin..
ini kesempatan yang dimanfaatkan oknum2 tertentu buat menghindari bayar pajak, dengan mempropagandakan boikot pajak, tepat disaat penyampaian SPT tahunan akan berakhir. Selain itu bisa jadi memang bermaksud untuk menjatuhkan citra departemen keuangan yang bersih yang susah payah dibangun oleh ibu menkeu SMI.
Entahlah..kalau udah mulai masuk ke ranah politik dan segala macemnya itu, gw ngerasa mabuk. dalam artian sebenarnya. Pusing. terlalu banyak konflik kepentingan satu dengan yang laen. jadi gw udah gamau bahas.
Bisa diliat sekarang, apa yang diberitakan media adalah bukan tentang
1. kenapa GT melakukan penggelapan.
2.Siapa pengusaha yang kasusnya ditangani oleh GT
3. kenapa pengusaha tersebut tidak ikut diungkap kasusnya?
...
tapi justru hal2 semacam,
1. rumah GT dulu.
2. Anak, istri, mertua GT.
3. tempat tinggal GT, asal sekolah GT, hal2 yang menurut gw absurd kalau itu akan dikaitkan dg kasusnya.
Makin lama makin bias dan gak fokus.
ah sudahlah.
Intinya buat gw adalah.. satu kesalahan yang GT lakukan, berimbas kepada citra buruk yang disandang oleh Direktorat jenderal Pajak khususnya dan Depkeu umumnya. Satu kesalahan kita lakukan, orang akan menutup mata sm kebaikan yang pernah kita lakukan.Pars pro toto, sebagian itu mewakili keseluruhan.
Semoga nantinya gak akan ada lagi GT-GT yang laen.
Semoga sedikit banyak apa yang gw jelasin disini, cukup bisa membantu masing2 untuk dapat bersikap netral. Dan melihat yang benar itu benar dan yang salah itu salah.
jangan mau dibodohi sm media.
Khususnya buat semua temen2 di Depkeu, ayo semangaaaattt!!
Jangan sampe masalah ini bikin kita jadi kerja asal2an.
Justru kita harus nunjukin bahwa reformasi DJP memang sedang dan akan terus berjalan.
Bersama kita bisa!!
*euh, jadi ky slogan pemilu ya..
yukk..yakk..yukk..:p
nb : totem pro parte sm pars pro toto itu majas metafora.
sbenernya yang nyambung sm nie tulisan cm pars prototo aja si. Soalnya kl totem pro parte itu kebalikannya.
cm biar gw keren aja gt sok2an..*grin:D*
courtesy pic : www.artnet.com