Rabu, Juni 30, 2010

Luv u mom


Dari sekian banyak hal yang bikin gw pusing saking banyak dan gak kelar2nya,
Ada satu kalimat nyokap yang bikin gw terharu,

"udah, kamu gak usah mikirin bapak ibuk gimana nduk, asal kamu seneng ibuk juga pasti seneng. Kamu fokus dulu ya sama urusan kamu"

wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
Gw mewek abis nelpon Ibu yang jarang2 banget ditelponin kalau gak ada perlu ini..
Spechless.
makasih ya Buk..
Insya Allah Yanti masih kuat kok :)

pic : yodama.wordpress.com

it's brighter than sunshine..


I never understood before
I never knew what love was for
My heart was broke, my head was sore
What a feeling

Tied up in ancient history
I didnt believe in destiny
I look up you're standing next to me
What a feeling

What a feeling in my soul
Love burns brighter than sunshine
Brighter than sunshine
Let the rain fall, i don't care
I'm yours and suddenly you're mine
Suddenly you're mine
And it's brighter than sunshine

I never saw it happening
I'd given up and given in
I just couldn't take the hurt again
What a feeling

I didn't have the strength to fight
Suddenly you seemed so right
Me and you
What a feeling

What a feeling in my soul
Love burns brighter than sunshine
It's brighter than sunshine
Let the rain fall, I don't care
I'm yours and suddenly you're mine
Suddenly you're mine

It's brighter than the sun
It's brighter than the sun
It's brighter than the sun, sun, shine.

Love will remain a mystery
But give me your hand and you will see
Your heart is keeping time with me

What a feeling in my soul
Love burns brighter than sunshine
It's brighter than sunshine
Let the rain fall, I don't care
I'm yours and suddenly you're mine
Suddenly you're mine

I got a feeling in my soul ...

Inspired by blog with a same name..than i'm goggling about the song that she played.
manis bukan?



songs by : aqualung - it's brighter than sunshine
pics : jeffluker/flicr

Selasa, Juni 29, 2010

heartless?careless?


Mungkin..
topik kali ini agak menyinggung beberapa temen gw.
no offense guys..kadang2 gw sendiri mungkin secara gak sadar gt juga.

Oke.
umhh..gw sebenernya agak2 sedikit gusar.
entah ini perasaan gw pribadi yang berlebihan, atau emang kenyataannya gitu.
Gw ngerasa dengan semakin berkembangnya jaman, kita jadi orang yang semakin..uh, cuek?
Oh baiklah, kadang2 lebih perhatian memang, karena kita lebih cepet dapet berita, jadi kita jadi bisa lebih cepet bereaksi juga. Cuma ada yang mengganjal. Semacem perasaan, ini tulus perhatian atau cuma sekedar pemanis aja sih?
Simpati yang alakadarnya?atau emang seperti itu dianggap biasa?

Entahlah.

Ada beberapa case yang masing2 beda yang bisa gw jadiin contoh.

1. Waktu lagi rame2nya penyerangan israel ke palestina awal2 juni kemaren, kemudian adanya penembakan ke kapal kemanusiaan mavi marmara. kalau gw gak salah (untuk lebih jelasnya bisa goggling aja) Kapal yang berisi obat-obatan, bahan makanan, dan tentu saja tenaga ahli, aktivis, relawan yang datang untuk membantu korban di Gaza.
Hampir semua TV kita ribut menayangkan pemberitaan. Mulai dari pendapat keluarga yang mungkin turut serta dalam pengiriman kapal tersebut, hingga keluarga2 yang mungkin masih punya ikatan saudara dengan para korban di Gaza sendiri.
Tapi ada satu temen gw yang update twitternya agak sedikit mengganjal di perasaan gw, kira2 :
-Hei, itu kayaknya keluarga si A lagi di wawancara di TV B deh karena keluarganya mungkin jadi korban. Harusnya tangannya lambai-lambai ke kamera dong,
-Hahahaha, si A muncul lagi di TV. lucu banget mukanya waktu diwawancara malu-malu gitu.
-wahh mulai famous nih si A muncul lagi.
etc, etc.
Gw biasanya frontal kalo ngritik, cm berhubung ni bocah gw gak terlalu deket, gw gak enak. Takut gw terlalu pedes. Akhirnya gw cuma diem sih..
Trus gw berusaha melupakan kejadian itu.

2. Waktu ada temen deket dari temen gw meninggal. Semua rame2 ngucapin belasungkawa. Ucapan semoga tabah, yang sabar, tetep semangat, dan lain2nya yang bernada simpati. Tapi dari beberapa yang ngucapin, ada yang abis itu kayak lupa aja sebelumnya ngetweet sedih, care, dll. Haha hihi sesukanya, kayak yang sebelumnya gak ada apa2.
yah emang gak ada apa2 sih, tapi apa itu gak malah nyakitin perasaan orang yang bersangkutan? apa gak malah cuma terlihat perhatian2 semu?
Bahkan tepat diatas tweets belasungkawa sebelumnya loh bercanda2nya.

3. Waktu temen gw upload foto ortunya dFb ada yang kemudian mengomentari dengan kalimat yang gak perlu (kalau gak mau dibilang gak patut).
Seperti misalnya : kamu gak mirip ah sm ortu kamu. Coba dicek dl deh. kamu juga gak mirip sm adek2 kamu..wahh jangan2..
Yah, tanggepan2 yang mungkin tampak biasa, tapi sebenernya bikin yang bersangkutan jadi gak nyaman. Dan bereaksi negatif sama yang komen.

Gw gusar, sedemikian parahkah keinginan seseorang untuk jadi yang paling terlihat, paling menonjol, dan paling pertama di jejaring sosial ini?
Atau sebenernya itu hal yang biasa2 aja dan gw yang terlalu berlebihan dalam nanggepin?
ya Tuhan, gw berharap ini cuma perasaan gw.
Kalau bisa memilih, mungkin gw akan lebih memilih untuk gak pernah dikenalkan dengan dunia macam ini. sayangnya gw udah terlanjur masuk. Bisa gak ya keluar?
Entahlah,
gw tiba2 pusing.

pic source : heroic_chic.com

Jumat, Juni 25, 2010

SO DAMN TRUE!!!

Several reason why I ain't a facebook lover anymore...




Actually I just want to reblog this, but I don't know how to do that in blogspot. So I just copied and repost directly from theoatmeal.com
all of the pics are the courtesy of it.
Sounds so sarcastic..but i think some of them are so damn true.
I had no offense to all of u..i still do some of them..

but yeah..
after this, i have to think twice before do sumthin' in my fb's account..
maybe somebody get annoyed.
But its ur right if u have a different argue..
i just..
oh my..
oh my..
hahahaha..


( ps : once again..mind my messy grammar..T_T)

Rabu, Juni 23, 2010

kompetensi.


Tau jabulani dong.
Itu tuh bola yang dipake di world cup 2010.
Katanya sih bolanya terlalu ringan, sampe yang maen susah buat menyesuaikan. Larinya gak bisa diprediksiin. Kualitasnya dianggep sebanding sama bola2 murah yang dijual dipasaran saking ringannya, dan laen2nya lagi gw gak apal.

Hmff,
Terdengar kekanakan bukan?
Tampak seperti bukan pemain pro, yang ketika dia gak bisa maen, bola yang disalahin. Persis sama balita yang jatuh kesandung, trus nyokapnya nyalahin batu yang bikin kesandung.:giggling:

Menurut gw itu lucu.
Kenapa? karena seharusnya sebagai seorang yang kompeten di bidangnya, dia harus lebih siap dengan segala sesuatu yang nantinya akan dia hadapin, dibanding dengan orang yang lebih awam.
Bahasa mudahnya, orang dia jago bola kok, pemaen profesional kok, tiba2 gak bisa maen gara2 bolanya dianggep jelek. Lah yang profesional itu dalam hal apanya?

Orang2 kita lebih lucu lagi lho.
dalam hal pendidikan misalnya,
Orang2 pinter diberikan fasilitas berlebih kalau dibandingkan dengan orang dengan kemampuan biasa2 aja. Orang2 yang dianggap superior, IQ tinggi, dibuatkan kelas khusus, akselerasilah, immersi, apalah itu semua. Guru2 juga dibedain, harus punya standar khusus, kualifikasi tersendiri buat ngajar. Kemudian fasilitas sekolah juga gak kalah mewah. Ruangan kelas dingin, dengan audio lengkap, dan peralatan yang jauh diatas kelas reguler.
Lah gimana yang kelas reguler bisa nyusul mereka2 yang masuk kelas khusus itu? Dari segi fasilitas aja gap-nya njomplang gt. Dengan dosis sama aja blom tentu bisa ngejar, apalagi dengan perbedaan strata fasilitas macem begitu.

OK, sayangnya intinya bukan disitu.
Yang gw maksud adalah, kompetensi seseorang.
Ketika seseorang dianggap berkompeten, jangan buru2 percaya. Kita lihat dulu parameter yang dipakai untuk mengukur kemampuannya. Kemudian bagaimana cara dia mencapai nilai itu.
Buat gw, orang yang punya kemampuan lebih itu, orang yang selain punya keahlian juga harus punya ketahanan diluar zona aman.
Kalau kita cuma jago dalam suatu hal, tapi harus dengan kondisi2 tertentu sesuai yang kita pengen , ahh itu mah biasa. Jago kandang namanya.
Kalau mau dianggep lebih, ya harus bisa nyesuain dengan semua faktor X yang emang gak bisa diprediksiin.
Macem si Jabulani tadi..Kalo bolanya susah, ya latihan biar gak jadi susah..bukan nyalahin bolanya.
Atau kalau mau banding2in kelas imersi sama reguler, ya coba kasih fasilitas yang sama dulu, baru kemudian diadu. Bukan dikasih pembatas yang semakin memperjelas perbedaannya.
Aneh bin lucu.

Maka dari itu menurut gw lagi,
kalau pengen dianggap orang yang kompeten, jangan pernah cuma lari di tempat. Jangan pula cuma jadi jago kandang.
Kita gak pernah bisa tau apa yang ada di depan kita. Apa yang nantinya bakal jadi batu sandungan kita dalam melangkah.
Harus siap ngadepin segala sesuatunya. Sekalipun itu hal yang mustahil buat diprediksikan. Factor x yang selalu jauh dari jangkauan, jadikan itu sebagai tantangan.
Kita cuma harus sedikit lebih berusaha dibanding dengan orang lain.
Orang yang menang juara satu lomba lari itu cuma beda sepersekian detik dengan juara duanya. Coba yang juara dua berusaha sedikit lebih baik daripada si juara satu, bisa jadi dia yang menang bukan?

ahh gw berasa pidato sm diri sendiri nih..
Semangat yukk!!!

pic sources : prayerandhope.wordpress.com

Grudug sapen.


Grudug sapen itu istilah jawa.
gw agak2 lupa kalimat pas buat ngartiinnya apaan. latah mungkin? Yang jelas ini istilah paling pas buat fenomena yang sering ada di masyarakat kita.
Pada suka gerudug kesana, gerudug kesini.
Semua lomba2 jadi yang paling vokal, paling disorot.
Apapun pendapatnya, yang penting ngomong dulu dan direkam media.
gak peduli apakah orang yang mereka bully kuat atau nggak ngadepinnya. Dan gak pernah berpikir dua kali, gimana seandainya hal itu kejadian sama diri mereka sendiri.

maka ingat2lah kembali tentang kasus lapindo, yang kemudian ilang gitu aja ditutup sama drama century, nerus ke cerita om gayus, dan terakhir bahkan kasus video porno yang kabarnya serialnya lagi dinanti2in.
Semuanya penuh dengan publikasi berlebihan. Dari orang yang merasa penting buat komentar, sampe orang yang ngerasa paling bersih, padahal mereka2 ini dulunya juga pernah tersangkut kasus serupa.
Dan yang paling disayangkan dari semuanya, fokusnya mulai keluar dari duduk perkara yang dipermasalahkan. Orang2 yang muncul juga kebanyakan orang2 yang memang bermaksud mendapatkan secuil popularitas tambahan dengan niat2 tersembunyi.
Ada yang lagi nyalon jadi ketua apalah, ada yang emang lagi gak laku, ada yang biar tambah laku.
Yang jelas semua mau jadi nomor satu.

Pertanyaannya bisa gak kita keluar dari budaya latah ini?
Mungkin hal2 kayak gini juga yang bikin orang yang sebenernya punya kemampuan untuk membela dan menyuarakan pendapat jadi apatis.
Orang terlanjur tidak terbiasa dengan perbedaan.
Semua dianggap harus sependapat, kemudian menyingkirkan orang yang dianggap berbeda.
Hal yang tadinya sebenernya masalah kecil dan wajar untuk berbeda, tiba2 menjadi sesuatu yang besar dan kita semua harus sama.

Mungkin kelompok2 minoritas ini bersuara, tapi kebanyakan cuma diantara sesama komunitasnya aja.
gak ada yang benar2 berani untuk tampil menyuarakan perbedaan pendapatnya.
Sayang.
Padahal udah susah2 kita dari kecil diajarkan tentang perbedaan pendapat, (selain memang diajarkan pula tentang musyawarah mufakat)
Apakah memang benar2 tidak lagi ada ruang untuk kita yang berbeda walaupun punya tujuan sama?

one missed call.

ada satu missed call di HP gw dari nomor gak dikenal.
Ngeliat history callnya dari nomor rumah, gw langsung buru2 telpon balik.
Cowok gw langsung bereaksi negatif dengan pasang muka cemberut trus ngomong : 'kamu gak harus nelpon balik setiap ada telpon masuk ke kamu yang gak sengaja gak kamu angkat kan..

emhh..
iyaya..
gw jadi mikir2 lagi.
Jaman dulu gw mana peduli kalau ada nomor gak dikenal gini yang hub gw.
Dihh..orang dia yang nelpon, berarti dia yang butuh dong. tar jg kalo masih butuh nelpon lagi. haha, songong banget ya gw. Yah masalahnya jaman dulu nomor HP gw semacem jauh lebih eksis dibanding gw sendiri. Ingetlah cerita gw tentang balada no. HP disini. Makanya gw juga suka gak terlalu merhatiin nomor2 aneh yang masuk ke HP gw.
Palingan kalo dia penting sms buat kasih tau ada apa.

Tapi sekarang kayaknya prioritasnya udah berubah. Selaen gw udah ganti nomor, gw juga cuma kasih nomor gw ke orang2 yang bener2 butuh buat hubungin gw. Diluar itu kebanyakan gw lebih milih orang hubungin gw lewat chatting yg free..*ketauan gak modal*
Nah karena itu juga, ketika ada nomor telpon asing ke HP gw, gw selalu ngerasa pasti ini penting. Ditambah beberapa waktu ini emang gw lagi banyak order barang online yang nyantumin no HP, sama yahh kayak ky yg lo tau gw lagi sibuk pesen sana-sini buat persiapan pernikahan gw.
jadi ketika ada missed called di HP gw, apalagi nomornya no. rumah, gw biasanya telpon balik.

Gw baru sadar. ternyata prioritas itu gampang banget bergeser ya.
Apa yang tadinya gw anggep penting banget, bisa tiba2 bukan hal besar..tapi apa yang tadinya gw gak peduliin, ternyata jadi hal yang paling berpengaruh dalam hidup gw..
Jadi intinya, jangan terlalu sering menasbihkan sesuatu itu harus begini, sesuatu itu harus begitu.
Suatu saat..segala sesuatu pasti berubah..
Selalu ada penyesuaian..
Jadi jangan kaget.
manusia pasti berubah, yang gak pernah berubah itu justru perubahan itu sendiri.

Eh, tapi ngomong2 miss called yang gw telpon balik itu ternyata telpon iklan yang nawarin gw paket summer fun :hammer:
*terbukti gak semua yang sekarang gw anggep penting , itu penting2 banget :plak:

Jumat, Juni 18, 2010

idealisme tahi ayam!

Buat saya, setiap kali mau menasehati seseorang, harus berpikir dua kali apakah kita bisa konsekuen dengan apa yang kita bilang.
Jadi ketika sepertinya kita gak mampu, lebih baik kita diam.
Malu rasanya menasehati orang lain atas sesuatu, tetapi pada akhirnya dia sendiri tampak seperti menjilat ludah sendiri.

Jijik saya dengan orang yang berlagak idealis,
Taunya cuma mulut manis demi menjilat atasan.
puh.

Kampung belum tentu kampungan!

Pagi tadi gw seperti biasa masuk kantor skitar jam 7an.
Berhubung kosan gw emang tergolong deket dari kantor gw berangkat mayan mepet sama jam masuk kantor. Yah sekitaran 15-20 menit sebelum absen lah ya..
Makanya buat ngehindarin telat gw berangkat naek motor, atau dulu sih sempet ngojek sm abang2 deket kosan gw. Dari kosan gw ke kantor itu ada kali ngelewatin 4-5 lampu merah.
ternyata biarpun deket, jalan yang gw lewatin hampir semuanya perempatan besar.. jadi yaa gitu deh, gw tetep harus pinter2 ngatur waktu biar sampe kantor tepat pada waktunya. Macet boo..

Tadinya sih gw ngejalanin rutinitas berangkat sama pulang dari kosan ke kantor atau sebaliknya dengan biasa2 aja. Namanya juga udah sarapan harian, gak ada spesial2nya buat gw. Lewat ya lewat aja.
Sampe pada akhirnya wiken kemaren gw pulang ke rumah.
Gw pikir2 lagi, kok pengendara motor di Jakarta itu gak pernah bisa tenang ya?
Salib sana, salib sini. kebut2an, lomba kenceng2an klakson, 'buta' rambu2, bahkan sampe buta sama marka/pembatas jalan dan lampu lalu lintas.

Dari 10 orang yang naik kendaraan bermotor, 7 diantaranya, gak pernah berhenti di belakang zebra cross waktu kena lampu merah. Semua pada lomba2an maju. Kenapa sih? toh sama2 nunggu ini.. gak kasian sama pejalan kaki yang jadi gak bisa nyebrang di zebra cross ya?
Kemudian, dari 10 pengendara lain, 5 orang pasti nerobos lampu merah kalau jalanan tampak sepi. Sekalipun ada tulisan belok kanan ikutin lampu. Sekalipun mobil2 dideketnya udah siap2 berhenti. Sekalipun udha tau lampu merah itu tanda berhenti. dan gak ada orang lain yang peduli juga, selain cuma bisa sumpah serapah, dan berharap polisi yang kasi punishment.
Semua lomba2 buat jadi yang duluan, paling depan, tapi dengan cara berkendaraan yang buruk, gak peduli sama orang lain. Yang penting cepet sampe, gak peduli apakah orang lain punya kepentingan yang sama dg dia. Careless. Norak. kampungan.

Waktu gw pulang kampung bareng si pacar, gw jg kemana2 naek motor.
Dari mulai di Jogjanya sendiri, perjalanan jogja-pacitan, di pacitannya. Jarang banget gw temuin orang yang berani ngelanggar peraturan lalu lintas. Jangankan nerobos lampu merah, ngelanggar marka jalan kiri - kanan aja liat2 tempat dulu. Polisinya galak2, dan kalau kasih tilang mahal. haha
Tapi selaen itu menurut gw mereka juga punya kesadaran tinggi untuk menghargai pengendara lainnya. Semua sama2 tau kalau sama2 butuh pengen cepet sampe tempat, makanya aturan yang ada dipatuhin, biar perjalanan lancar dan aman. Itu yang gw liat.

Ya kalo di Pacitannya, emang sih kampung. Sepi. Jangan ditanyalah itu.
Selaen emang kendaraan bermotor gak banyak, mau kemana2 juga paling pol setengah jam udah sampe dari ujung ke ujungnya pacitan. Sekota cuma ada 4 lampu merah, katanya. Jadi yahh jarang banget gw denger bunyi klakson, asep dimana2, rebutan paling depan di lampu merah.
Gw ngerasa tenang dan nyaman naik kendaraan.
Tapi hal2 diatas gw temuin juga di Jogja ataupun Solo yang notabene kotanya lebih rame.
Orang2nya gak ada yang seambisius orang2 di Jakarta -dalam hal berkendara-

jadi menurut gw terbukti, orang kampung itu gak selalu kampungan kok.

Kamis, Juni 17, 2010

going to be..

waks..belom2 topiknya udah beginian..hahaha

lagi euforia kawin..kawin..kawin..
eh, nikah..nikah..nikah..
sama hamil..hamil..hamil..


doengg!!!
pasti dikiranya gw becanda ya?
Serius tau..
dari sebulanan kemaren ini nih gw kebanjiran undangan pernikahan.
Orang sekantor gw ada kali 3 orang nikah di waktu yang deketan, belom lagi yang mau nikahin anaknya, trus ternyata banyak juga temen2 seangkatan gw yg mengakhiri masa lajangnya di sekitaran bulan ini. Bahkan buat nama2 yang tidak diprediksikan sebelumnya akan menikah cepat, haha. Mungkin karena bulannya bulan baik ya, bulan Rajab. Ikut seneng dong pastinya. cumaa agak merasa sedikit disalip juga sih.. kok gw masih lama ya..hiks..
pdhl udah gembar gembor dari kapan tau..hahaha

Dan yang lucunya lagi, ternyata di kantor gw hamil jg lagi jadi tren. Dari 3 cewe yang jaga TPT 2 diantaranya hamil (satu yang nggak itu gw, secara gw masih single yee). Trus di seksi laen ada 2 apa 3 org lagi gt. Jangankan kantor ibu kos gw aja hamil! Depan kos gw juga baruu aja lahiran.
Gileee..masa kalo ini musim suburnya barengan?hahaha..

Agak2 heran jg sih kenapa fenomena2 itu kebetulan muncul pas gw juga mau nikah ya? Apa selama ini gw yang gak terlalu merhatiin trus sekarang jadi sok2 perhatiin ya..
Tapi yang jelas bersyukur, jadi bisa banyak tanya2 dan nyari referensi soal nikah maupun kehamilan.
Yah maklum, gw nyiap2in pernikahan gw semuanya sendirian boo..
Mana mampu sih gw sama si pacar nyewa WO (di kampung gw jg kayaknya belom ada WO jg-_-)
Kalo masalah perkawinan ya standard lah ya nanyain soal prosedur apa aja yang musti diikutin, printilan2 macem mana yang musti disiapin, mulai dari prosesi, katering, undangan, sampai les KUA. Adaaaa aja yang di sharing dan ditanya2in. Apalagi gw termasuk capeng paling muda dan paling hobi ribet..ahemm:P

Nah yang soal hamil2an ini. Gw curious banget nih.
Gatau kenapa gw merasa ajaib aja ketika ada makhluk hidup lain yang hidup di dalam tubuh kita, hidup, bertahan selama 9 bulan, dan kita bawa kemana2. Gila ya buu itu darah daging sendiri loh. trus2 katanya umur 4 bulan udah diisi roh, dan nanti seterusnya bisa kadang gerak2, trus nendang2 perut si ibu, bereaksi ketika ada yg ngomong sesuatu di deketnya. Aaaaaa gw ngebayangin aja udah excited bgt >,<
Makanya gw sering nanya gimana perasaan si calon ibu, trus cape gak bawa2 kesana kemari, hal yang paling berat apaan selama hamil, porsi makan gimana, ya gt2 deh.
Gak ada habisnya pertanyaan yang pengen gw ajuin.
Soalnya ibu2 ini kadang2 menunjukkan reaksi yang huumm apa ya menurut gw woww banget! Terkadang ngebayang2in lagi kalau nanti gw yang kayak gitu sanggup gak ya..seru kali ya..
Trus kalau udah lahir, trus ngurusin, trus mereka umur 2-3 ytahun pas lucu2nya..wkwkwkwk emang gw pengkhayal tingkat tinggi ye.
Sampe gw sm cowok gw juga udah punya calon nama lho buat calon anak-anak kami tar :D

Tapitapitapi..
mengingat usia gw sm cowok gw yang sepertinya masih belum pantas jadi calon bapak ibu, selaen itu kondisi material maupun imaterial masih belom mampu, jadi mungkin nantinya kami bakal menunda sekitar 1-2 tahun setelah menikah sebelum memutuskan punya anak.
Apalagi gw dan sm cowok gw emang berniat nerusin kuliah dulu.
Yahh nanti lah ya diatur2 lagi. Yang penting sekarang mah tanya2 aja dulu, cari info sebanyak2nya, jadi nanti ketika hal itu datang ke kita, kita udah siap :D

Sekarang fokus dulu deh ke yang sekiranya dateng sebentar lagi..
doain ya temen2..:D

1, 2, 3

Kenapa saya gak suka bola ?

1. Kebanyakan hafalan.
menuh2in memori buat apal apa itu penalti, tendangan pojok, hands ball, *lah kok apal
Gak telaten buat tau pelatih club ini siapa, pemaen unggulan siapa, blablablah.
Kayak yang besok ujian keluar aja. Niatnya pgn nikmatin malah jadi ruwet sm hafalan:P

2. Isi pertandingannya gitu2 doang.
Kalo gak gol, berarti out. Cuma lomba masuk2in bola dari sisi kanan atau kiri. Permainannya jg gitu2 aja (menurut gw). Yaaahh..hoahm lah:P

3. Rentan emosi.
Kalau wasit gak adil, kalau pemaennya rusuh, kalau banyak curang sana-sini, penonton yang emosi. anarkis deh ujung2nya.
Yang maen siapa kok yang emosi siapa.

4. memecah belah persatuan*aih
Dua orang sohib kentel, kalo pas club dukungannya maen, dan ternyata berseberangan..wah bisa jadi ribut sebulan lho itu.
Belom lagi tar bawa2 temen2 yang laen.
Lha pertandingannya aja udah kelar ini kok malah ributnya melebar.

5. Boros.
Katanya nonton bola kalo gak taruhan gak seru.
Aelah..prosentase menangnya kan jumlah peserta lomba sm yg dilombain..judi tuh!:P

6. Ngabisin waktu.
1 set 45 menit, 2 set total 90 menit, blom kalo ada tambahan injury time, plus waktu istirahatnya brapaan ya gw lupa.
yg jelas selama itu kita cm duduk, diem, teriak2 GJ, buang2 waktu euy! mending belanja:P

Hahaha..
terdengar skeptis bgt yak..
gpp kok, gw santai sbenernya sm pertandingan bola maupun penggemar bola itu sendiri.
Cuma gw sendiri emang gak terlalu tertarik buat nonton dan ngikutin terus2an. Sebatas tau beberapa pemaen bola yang ternyata jg jadi model..(ng?!)
Yahh gitu deh..
Suka sama satu hal itu bagus kok, asal gak berlebihan..dan gak sampai merugikan orang laen, ya gak?ya gak?
salam olahraga :D

Senin, Juni 07, 2010

Cerita hujan

Wahai hujan,
Kenapa kau masih saja datang.
Waktumu sudah habis kawan,
Tega nian kau mencurangi kemarau?

Mendung.
Sudahlah aku bosan.
Datangmu adalah murungku.
Tak bisakah kembali saja lain waktu,
Karenamu hilang sudah semangatku.

Ah, aku memang sedikit munafik,
Karena rinaimu wahai hujan,
terkadang bisa saja membawa kedamaian.
Kembali ke dalam masa-masa romantis.
Ketika hidup semudah mengenang kisah-kisah manis.
Sayangnya hidup memang tak selalu manis bukan?

Oh ayolah hujan,
Tak bisakah kau sedikit mengalah.
Aku tak memintamu pergi lama,
Tapi bukankah kau memang sudah terlalu lama?
Sudahlah kawan, semua yang berlebihan tak pernah selalu baik.

Aku butuh semangat,
Mungkin kemarau tak terlalu bersahabat.
Tapi setidaknya aku tak perlu melulu sendu.
kita membutuhkannya barang sejenak.
Bukankah engkau tetap ingin dirindukan?
Maka datanglah saat dibutuhkan.
Tapi pergilah ketika waktumu usai.
Maka ketika itu aku akan memikirkanmu,
Dan berharap kita bertemu lain waktu :)

Sudut pandang.


beberapa waktu lalu gw ngobrol2 sama cowok gw soal jarak..
Yah, issue yang sangat kental sekali diantara temen2 gw satu departemen yang kebanyakan membina hubungan jarak jauh.
LDR istilah kerennya.

Gw bukan antipati dan juga bukan pendukung hubungan LDR.
Tapi menurut gw, kalau kita mau skali aja berpikir dengan sisi lain dari hubungan LDR yang tampaknya susah buat dijalanin, gak bisa kemana2 bareng, mau ketemuan susah atur jadwal, dsb, dsb yang serba gak enak itu..pasti akan selalu ada hal lain yang sebenernya juga bisa disyukuri.

Misalnya nih ya, kita akan jauh lebih bisa memanage keuangan, karena pengeluaran gak akan sebanyak kalau kita tinggal di satu kota. Percaya deh. Biar kita jauh dan berat di ongkos kl ketemuan, biayanya gak akan semahal kalo ketemuan terus2an.
Yah kecuali emang LDRnya dari ujung ke ujung Indonesia, gt yaa..emang rada2 susah sih..*garuk2kepala*

Atau setidaknya kita bisa latihan sabar. Kecenderungan orang kalau ketemuan lebih sering, kemungkinan ributnya jg sebanding. Beda kalau rada jauhan, setidaknya gak perlu kan ribut hal2 macem, malem ini kita makan dimana?
emhh..tapi kalo ributnya masalah selingkuh sih yaa..

Banyak waktu yang bisa kita manfaatin. Hmm, ini juga sebenernya nguntungin lho. Kalau pacaran satu kota biasanya kita sibuk pacaraaaan mulu *curhat nih kayaknya gw*
Kalau beda kota, kita bisa manfaatin waktu2 itu buat..mm, blogging misalnya. Atau gak jalan bareng temen.
Lebih nambah keakraban ma temen jg kan?

Terus lagi..ummm jadi bisa eksplore banyak tempat. Yah yang tadinya pacaran cuma di satu kota, jadi bisa pacaran di dua kota. lebih banyak eksplorenya kan yak?:P

Yaa..

maksud gw, semua itu pasti ada sisi negatif dan positifnya. Jangan selalu ngerasa iri sama yang satu kota. Belum tentu mereka yang tinggal sekota pacarannya bisa ngejalanin dengan lebih baik. Akan selalu ada resiko kok mau pacaran gaya apa aja. Kadang2 yang pacarannya jarak dekat juga penasaran lho pacaran jarak jauh itu rasanya gimana. Enak kali ya kangen ditumpuk2, jadi skalinyaketemu bahagiaaaa banget ;)

Berat pasti. Tapi gak sedikit kan yang berhasil LDR dan akhirnya menikah, dan kalau jeli bisa kita liat banyak juga kan yang pacaran sekota tapi gagal? Kalau emang pacaran LDR itu biasanya jarang berhasil, jadiin gak biasa..:)

Semua pasti ada jalannya. Semua pasti indah pada waktunya.

Sabar ya temen-temenku yang lagi pada jauhan..Semoga hubungan kalian semua awet, langgeng sampe menikah nantinya. Buat yang menikah tapi masih jauhan juga, kalian bener2 contoh pasangan yang hebat! Tahan banting! semoga kalian segera di dekatkan ya..

Ayo tetep pada semangat :))


pic source : lelove

Rabu, Juni 02, 2010

chauvinisme

daripada daripada ini blog kelamaan dianggurin.
Gw bahas soal pernikahan lagi ya,
lagi hits nih kayaknya:D

Kali ini (lagi-lagi) tentang pilihan.
Kecenderungan ajaran orang tua kita adalah untuk selalu memilah2 calon kita berdasarkan asal muasalnya. Biasanya kalo orang Jawa pasti disuruh nyari orang Jawa, org Sunda jg gitu nyari yang sesama Sunda, orang Padang jg sama. yah gak nyalahin juga sih..
kalo di Jawa ada istilahnya namanya bibit, bebet, bobot.

Bibit itu keturunan dari orang tuanya, sehatkah, keluarga baik-baikkah, bukan anak penjahat kan?bukan keluarga broken home kan? yah intinya orang tua menginginkan calon menantu berasal dari keturunan keluarga baik-baik.
Bebet itu tentang harta, jadi bagaimana kesiapan dan kesanggupan si calon menantu dalam menghidupi si anak nantinya, yah yang jelas tentang kesiapan material. Ya siapa sih orang tua yang pengen ngelepasin anaknya hidup susah tanpa kesiapan apa2?
trus kalo bobot itu tentang kualitas si calon menantu sendiri. Kayak bagaimana pendidikannya, agamanya, cara menghadapi suatu masalah, kesehariannya selama ini. ya gt2 deh. Intinya orang tua jelas menginginkan calon menantu yang sesuai bagi anaknya.

Logis banget sih menurut gw, cuma mungkin terlalu teoritis ya..kalau gw jujur gak segitu sakleknya harus ini itu. Itu kan secara globalnya, kalau prakteknya yang penting mah poin2nya dapet dan kita jg sreg. ya gak? 

Cuma balik lagi ke masalah chauvinisme, kenapa ya harus ada kayak gitu.
padahal kalo menurut gw sebenernya gak masalah lho kalo orang Jawa sama orang Sunda, atau orang Sunda sm orang Minang, yang penting poin2nyaterpenuhi kan?
Malah ni ya kalau emang masalahnya adat istiadat, justru sepertinya seru bayangin nantinya kita jadi bisa belajar adat istiadat mereka.
Kita mungkin jadi bisa bilingual, trilingual malah..walopun kelasnya nasional :D

Sempetdulu nanya2 kenapa. Rata-rata bilang emang udah dari dulunya begitu. Masing-masing daerah punya karakter yang mungkin susah disesuaikan satu sama lain.
Untungnya bokap nyokap gw gak sampe kayak gt.  Palingan kalau gw tanya kenapa keberatan kalau misal gw punya calon yang rada jauhan, alesannya lebih karena nanti bakal susah kalo mau jengukin -nyokap gw gak berani jalan jauh2 soalnya gampang mabuk darat-.
Tapi kalo dipikir2 logis juga loh alesan ortu gw. Masa nih ya, nanti kalo pas kita udah punya anak gt dan kebetulan kita tinggal jauuuuuuhh banget, pasti cucu sama kakek neneknya susah buat ketemunya. Bisa, tapi gak mungkin sering2 juga kan? Tar jangan2 gak kenal lagi kakek-neneknya siapa-_-

Ada juga orang bilang mungkin itu kendala bahasa. Yah kalau antara sesama suami istrinya aja sih masih gak masalah karena bisa pake bahasa Indonesia, tapi kalo pas kemudian pulang ke kampung halaman si istri atau suami yang notabene bahasa daerahnya kita kurang fasih, agak susah juga loh. Ada lho kadang2 yang di daerahnya gak bisa pake bahasa Indonesia, ribet juga kan kalau mau ngomong tapi gak ngerti gimana caranya. Jadi menurut gw logis juga untuk satu ini.

Trus untuk adat istiadat, kayaknya ini ya paling krusial. Yah gak menampik juga kadang2 kalau kita beda daerah beda juga dalam cara menghadapi suatu masalah. Kita yang jelas2 serumah, serumpun, sedarah daging aja masih suka berselisih, apalagi yang karakteristiknya beda. Kayak misalnya orang Jawa yang hobi memendam perasaan, trus orang batak yang cenderung blak-blakan. hal-hal semacam ini yang bisa jadi dipertimbangkan para sesepuh kita untuk kemudian memutuskan bersikap chauvinis.
Apapun sikap yang kita pilih, sebaiknya kita tetap mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing2 pilihan yang ada. Gak pernah ada salahnya dengerin apa kata Ortu, karena ortu pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Tapi juga jangan lupa untuk tetap bersikap realistis dan berpandangan luas.
Gimana..
udah pada siap menentukan pilihan pendamping? *wink*wink*